Ketua Lembaga Cegah Kejahatan Indonesia (LCKI) Kota Subulussalam, Edi Suhendri, menyayangkan banyaknya program desa yang diduga merupakan titipan dan hanya menguntungkan kelompok tertentu.
Menurutnya, kegiatan-kegiatan yang muncul secara tiba-tiba ini tidak pernah diusulkan oleh masyarakat dalam Musyawarah Desa (Musdes).
Baca Juga:
Pemkab Mukomuko Usulkan Bantuan Benih Jagung untuk 341 Hektare Lahan
"Semua program yang diduga sebagai titipan ini tidak ada satu pun yang bermanfaat bagi masyarakat dan desa. Bahkan, keberadaan program tersebut justru mengejutkan warga dan menimbulkan tanda tanya besar. Darimana datangnya program ini, sementara saat Musdes tidak satu pun dari kegiatan tersebut yang diusulkan?" ujar Edi.
Ia juga menambahkan bahwa munculnya sejumlah kegiatan titipan ini telah melukai hati masyarakat di beberapa desa. Akibat banyaknya indikasi kegiatan yang terkesan dipaksakan, banyak desa yang akhirnya tidak dapat membangun dan meningkatkan perekonomian warganya. Lebih dari setengah dana desa diduga telah dikuras habis oleh segelintir oknum untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya.
"Indikasi dugaan program titipan ini secara tidak langsung telah menyakiti masyarakat. Selama ini, warga berharap bisa membangun desa mereka dan meningkatkan perekonomian melalui dana desa. Namun, kekecewaan muncul setelah mereka mengetahui bahwa dana yang dicairkan justru digunakan untuk kegiatan yang tidak bermanfaat bagi masyarakat dan desa," tegasnya.
Baca Juga:
DKPP Periksa Ketua Panwaslih Aceh Barat Terkait Dugaan Pemalsuan Ijazah
Warga Keluhkan Pengelolaan Dana Desa
Mantan Ketua Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslih) Kota Subulussalam ini juga menyebutkan bahwa banyak warga yang datang kepadanya untuk mengeluhkan pengelolaan dana desa.
Mereka mempertanyakan mengapa dengan pagu anggaran yang besar, Pemerintah Desa tidak dapat menggunakannya untuk membangun desa sesuai usulan Musdes.